Rabu, 15 Februari 2012

Kain Putih Yang Melambai

Hi, saya An, mau share pengalaman juga nih, pengalaman yang saya alami sendiri. Gak begitu seram, jadi jangan dihina2 ya. Langsung aja. Ini pengalaman saya waktu masih SD, sekitar tahun 97/98 saat masih tinggal di Bandar Pulau, Sumatera Utara.

Waktu itu lagi musim durian berbuah dan lagi liburan sekolah. Sekitar jam 9 pagi, teman saya yang bernama Andan, mengajak saya dan teman-teman yang lain untuk menjaga kebun durennya. Ya udah, langsung aja saya, Andan, Irul, Munah, dan Dika pergi ke kebun durennya yang cukup jauh dari belakang rumahnya. Karena daerah ini perbukitan, jadi kami harus turun ke bawah untuk pergi ke kebunnya. Sesampainya di sana, abang Andan sudah ada disana, duduk2 di dalam gubuk yang disediakan untuk menjaga kebun itu. Tampak di dalam gubuk sudah cukup banyak duren yang dipungut.

Langsung aja kami masuk ke gubuk, gubuknya dibuat memanggung sekitar 50cm dari tanah. Sambil mengamati duren yang mungkin ada yang jatuh, kami pun ngobrol2. Setelah cukup lama disana, saat asik ngobrol2, ada bayangan dari sebelah kanan saya yang tiba-tiba melesat gitu aja, saya lihat gak ada apa2. Saya lanjut ngobrol lagi, eh ada lagi yang melesat dari sebelah kanan, tapi pas diliat selalu gak ada. Trus begitu beberapa kali hingga akhirnya saya minta dengan yang lain, agar kita udahan aja jaganya. Ya udah, akhirnya mereka setuju, dan kami kembali ke atas sambil bawa beberapa duren yang tadi dikumpulkan.

Sesampainya di atas, kami tak langsung pulang. Kami singgah sebentar ke pondok kecil untuk tempat bersantai milik tetangga kami. Nggak tau saat itu sudah jam berapa, karena tak ada yang bawa jam tangan, pokoknya waktu sudah agak siang. Kami pun meletakkan bawaan kami, lalu masuk ke pondok. Pondok ini kecil terbuat dari papan, kami pun naik ke bagian atasnya yang jarak dengan bagian bawah hanya sekitar 80cm. Di bagian atas, dinding papannya dibuat agak jarang, sehingga terdapat sela2 yang membuat kami bisa melihat ke arah luar depan, kanan dan kiri. Nah di samping kiri pondok itu ada rumah kosong dari papan yang sudah bolong2 yang dulunya adalah rumah temanku. Tapi mereka sudah bangun rumah baru, jadi ditinggal begitu saja.

Kami pun kembali bercanda2. Saat asik bercanda, aku melihat ke arah rumah kosong itu, tepatnya di bagian dinding yang bolong. Ada kain putih melambai dari dalam rumah. Aku sih cuek aja, mungkin cuma kain gorden pikirku. Lanjut lagi deh becandanya, trus aku liat lagi ke arah rumah itu, masih ada! Dan aku tetap cuek, masih belum nyadar itu apa. Setelah agak lama, baru aku sadar, "Eh, rumah sebelah kan udah lama kosong" begitu pikirku. Aku liat lagi ke rumah itu, masih ada dan melambai2 ke kiri dan kanan. Aku pun mikir "Kok lambainya kanan kiri? harusnya kalau ketiup angin dari luar, lambaiannya ke dalam". Dari situ aku langsung kasihtau teman-temanku.

Aku: "Eh woy, itu kain apa?"
Semuanya pun menoleh ke sebelah kiri
Andan: "Eh apa itu?"
Irul yang lagi pegang2 senter yang ada di situ langsung nyenterin tuh kain. Tetep aja kainnya goyang2 ke kiri dan kanan.

"HANTUUUU!!!" tiba-tiba Munah dan Dika teriak kencang. Langsung aja kami kalang kabut turun dari situ dan langsung keluar pondok. Kami pun lari ketakutan, dan sialnya, aku kepleset tepat di depan rumah itu. Teman-temanku semuanya lari ninggalin aku, aku coba bangkit, tapi gak bisa karena gemetaran.

"Woooyyy, tolongiin aku..." rengekku yang hampir nangis. Mereka pun balik dan nolongin aku. Trus kami lari ke depan (Lokasi rumah ini di belakang rumah Andan, sekitar 50m). Sampai di depan, banyak teman-teman kami yang lain sedang bermain2, kami pun cerita pada mereka tentang kejadian tadi. Dengan bergerombol, kami bocah2 kecil kembali ke rumah kosong itu. Kami perhatikan lagi ke lubang dimana kain putih itu muncul, gak ada. Kami intip2 dari lubang2 yang lain juga, tetep kosong gak ada apa pun. Ya udah, akhirnya kami pulang. Dari kejadian itu, aku gak mau lagi main2 ke pondok itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar